Deli Serdang (garis62.id) – Sebuah insiden mengejutkan mencoreng persiapan Sumatera Utara (Sumut) sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Kontingen Cricket putra – putri Sumut terpaksa menanggung malu akibat kelalaian panitia yang gagal menyediakan transportasi bagi atlet mereka, di Hotel Thong’s Inn, Minggu (8/9/2024).
Insiden ini tidak hanya memancing kekecewaan mendalam dari para atlet, tetapi juga memicu kemarahan pembina tim dan pengamat olahraga setempat.
Pada minggu pagi yang seharusnya menjadi hari penuh semangat bagi tim Cricket Sumut justru berubah menjadi mimpi buruk.
Dengan jadwal pertandingan melawan Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sudah di depan mata, tim Cricket Sumut menemukan diri mereka terjebak di Hotel Tong In, Lubuk Pakam pada, Minggu (08/9/2024). pagi
Ironisnya, tidak ada satu pun bus yang disediakan untuk mengangkut mereka ke Lapangan Cerdas tempat pertandingan berlangsung.
Haris Kurniawan M.Pd, selaku pelatih atlet Cricket Sumut, tidak bisa menyembunyikan kemarahannya. “Ini sangat memalukan. Bagaimana mungkin transportasi, yang merupakan kebutuhan dasar, tidak disiapkan dengan baik oleh pihak panitia, tegasnya
Ini menunjukkan kelalaian yang tak bisa dimaafkan dari panitia,” ujar Haris dengan nada tegas.
Ketiadaan bus memaksa Haris untuk merogoh kocek pribadi, menggunakan 4 unit mobil para pelatih agar para atlet bisa tiba di lokasi pertandingan tepat waktu. “Kami terpaksa mengambil langkah darurat, tetapi ini jelas bukan solusi.
Ini adalah bukti nyata dari buruknya koordinasi dan manajemen panitia,” tambahnya dengan kecewa.
Pengamat olahraga Sumatera Utara (Sumut), Yasser Arafat Dalimunthe, S.Pd, menyuarakan kegagalan tersebut.”Ini bukan sekadar kelalaian, ini adalah penghinaan terhadap Sumut sebagai tuan rumah PON 2024.
Bagaimana mungkin kita sebagai tuan rumah memperlakukan atlet kita sendiri dengan cara seperti ini,” Yasser dengan tegas menuding panitia pelaksana bidang transportasi telah gagal dalam menjalankan tugas mereka. ujarnya
Menurut Yasser, insiden ini mencerminkan kegagalan manajemen yang jauh lebih besar dan mengkhawatirkan. “Jika hal mendasar seperti transportasi saja bisa kacau, bagaimana kita bisa berharap PON 2024 ini berjalan sukses.
Panitia harus bertanggung jawab penuh atas kegagalan ini, dan perbaikan harus segera dilakukan sebelum masalah ini menjadi lebih besar,” tegasnya.
Yasser juga menyoroti dampak moral dari insiden ini. “Bayangkan perasaan para atlet yang sudah berlatih keras hanya untuk diabaikan seperti ini. Ini tidak hanya mempengaruhi kesiapan fisik mereka, tetapi juga mental.
Bagaimana mereka bisa bertanding dengan semangat jika panitia sendiri tidak peduli pada kebutuhan mereka.
Yasser menambahkan dengan nada penuh keprihatinan. Kegagalan panitia dalam menyediakan transportasi bukan hanya masalah teknis, ini adalah simbol dari masalah yang lebih mendalam dalam manajemen PON XXI 2024. pungkasnya.
Insiden ini memperlihatkan adanya celah besar dalam perencanaan dan pelaksanaan yang harus segera ditutup jika Sumut ingin menyelamatkan reputasinya sebagai tuan rumah PON 2024 yang layak.
Haris Kurniawan, M.Pd, menutup wawancaranya dengan tegas kepada panitia pelaksana. “Ini harus menjadi peringatan keras bagi panitia jangan biarkan kejadian ini terulang lagi.
Perbaikan harus dilakukan sekarang juga, demi menjaga integritas dan keberhasilan PON XXI ini.
Kegagalan serius dalam penyelenggaraan PON XXI 2024 ini yang seharusnya menjadi kebanggaan Sumut sebagai tuan rumah.
Haris berharap olahraga Sumut seharusnya menjadi pendorong bagi panitia untuk segera bertindak dan memastikan tidak ada lagi insiden memalukan seperti ini.
Dengan waktu yang semakin singkat, tindakan cepat dan tepat sangat diperlukan untuk menyelamatkan nama baik Sumut di mata nasional.
Dilansir dari : ladangberita.id